Senin, 28 April 2014

Sajak Pelataran

Sejenak berfikir akan keberadaan
Sejenak mengulas masa yang telah lampau
Tanpa.mu semua sepi
tanpa kehadiran.mu hanya sepi yang terasa

Benar semua telah digariskan
tak dapat disangsikan pula ini yang telah ditakdirkan
Tapi apa, mengapa mahluk ini tak mampu 
tak sanggup mengerti

Benar kuasa.mu terlalu perkasa
 tak salah pula jika kau yang maha adil
Pengasih lagi maha mengerti
sajak pelataran

Tapi mengapa
mengapa mengapa dan mengapa

Kau tak memberikan penjelasan yang mahluk ini inginkan
Tampakanlah secerca cahaya agar mahluk ini mampu mengerti
Mampu mengerti atas keadilan dan pengasih yang menjadi sifat.mu

READ MORE - Sajak Pelataran

Description: Sajak Pelataran Rating: 4.5 Reviewer: galih-aja1.blogspot ItemReviewed: Sajak Pelataran
Harun
Harun Updated at: 21.31

Minggu, 06 April 2014

22 Februari 2014


22 Februari, hari yang tenang seperti biasanya. Rencana untuk pulang ke kampung halaman nanti tanggal 24 semakin bulat, walaupun memang kaki beserta akal fikiran ini seakan berat dan menolak untuk pulang walaupun hanya sementara waktu. Kenangan serta bayang-bayang senantiasa menghinggapi ketika mahluk ini hendak pulang ke tanah kelahiran, penyesalan beserta rasa kehilangan juga menjadi anitesis yang membuat mahluk ini seakan enggan melangkahkan kaki ini di kampung halaman tercinta.
Namun sekali lagi niat mahluk ini telah bulat, benar memang disana mahluk ini kehilangan hal yang paling berarti dalam hidup, namun benar adanya pula disana terletak makam “sang pahlawan” bagi mahluk ini, dan mungkin hanya makam itu tadi yang dapat menjadi pendorong mahluk ini untuk sejenak melangkahkan kakiknya dikampung halaman, melangkahkan kaki sejenak untuk memberikan doa kepada “sang pahlawan”, sejenak pula mahluk ini untuk menengadahkan tangan disertai untaian doa tulus ditujukan padanya seorang.
Hari ini semua mungkin tak jauh berbeda seperti biasanya, namun ada sedikit hal yang membuat hari menjadi layak untuk ditulis ataupun di goreskan pada naskah yang mungkin tak bermakna ini, 22 februari kebernian untuk coba memiliki sesuatu dan coba menghidupkan perasaan yang telah lama dibunuh bersama kepergian “sang pahlawan” , moment dimana setelah sekian lama mahluk ini mau untuk sedikit menggunakan perasaanya, ia benar pada hari ini mahluk ini berani untuk mengungkapkan isi hatinya kepada lawan jenis, sebut saja dia “TAR” .
Dengan mengumpulkan sedikit keberaniaan akhirnya mahluk ini berhasil mengutarakan apa yang terfikirkan di dalam akal fikiran ini, bagai angin segar di sore hari nan cerah, keinginan dan perasaan mahluk ini disambut dengan hangat. Ia setelah sekian lama merasa sendiri akhirnya mahluk ini mempunyai orang untuk sekedar berbagi dan mungkin mau untuk selalu mengingatkan mahluk ini dikala melakukan kesalahan, sama halnya ketika “sang pahlawan” masih eksis di dunia ini.

READ MORE - 22 Februari 2014

Description: 22 Februari 2014 Rating: 4.5 Reviewer: galih-aja1.blogspot ItemReviewed: 22 Februari 2014
Harun
Harun Updated at: 02.42